ST12
Masih Berjuang
Berkat warna itu, ST12 berhasil menempatkan diri sebagai grup band terfavorit. Album kedua mereka berjudul P.U.S.P.A (2008) sangat sukses. Hanya dalam waktu tiga bulan, album dengan hit P.U.S.P.A (Putuskan Saja Pacarmu), Cari Pacar Lagi, dan Jangan Pernah Berubah memperoleh penghargaan double platinum. Menurut Marketing Manager Trinity Optima Production, Rizky Utami lagu-lagu ST12 telah diunduh oleh lebih dari lima juta orang sebagai nada dering (ring back tone). Album kedua ST12 P.U.S.P.A juga jadi pemasok lagu-lagu tema sejumlah sinetron seperti lagu Kebesaranmu untuk sinetron Cinta Laura, dan Saat Terakhir untuk sinetron Nikita.
Tak hanya dari sisi komersial, pada ajang penghargaan Anugerah Musik Indonesia 2009, grup asal Bandung itu juga masuk enam nominasi yaitu, untuk kategori Duo/Kolaborasi/Grup Terbaik, Penata Musik Terbaik, Pendatang Baru Terbaik, Album Terbaik, serta Karya Produksi Terbaik. Mereka pun berhasil membawa pulang penghargaan sebagai album terbaik.
Namun, semua itu tidak membuat karier ST12 mulus. Puncaknya, adalah munculnya pro-kontra terhadap warna musik yang mereka usung. Namun, Charly, Pepep, dan Pepeng tidak terpancing. Bahkan, mereka kembali meluncurkan album P.U.S.P.A repackage sebagai perpanjangan tangan album sebelumnya. Album dengan hits Biarkan Jatuh Cinta saat ini sedang naik daun, bahkan menjadi soundtrack sinetron Safa dan Marwah. Mereka juga mulai melebarkan sayap dengan menggelar konser di sejumlah kota di Asia. Apa sesungguhnya rahasia dibalik sukses ST12 ? Bagaimana pandangan mereka terhadap pro-kontra musik Melayu? Berikut perbincangan dengan ST12 belum lama ini di Jakarta:Bisa diceritakan sedikit awal perjalanan grup kalian hingga sukses seperti ini?ST12 resmi dengan formasi berempat pada tanggal 20 Januari 2005. Namun, jauh sebelum itu, Pepep dan mendiang Iman Rush sudah membentuk band ini, dengan format dan formasi yang berbeda, yaitu dengan vokalis cewek bernama Novi, dan musik aliran rock klasik.Pada saat itu, awal tahun 2000-an memang bermunculan band dengan vokalis perempuan, seperti Cranberries, Jewel, Cokelat, dan Wong. Kami mencoba konsep itu, tetapi kurang berhasil. Sambil mencari konsep lain, kami bertemu dengan Charly dan Pepeng. Kemudian dengan formasi ini mengukuhkan diri sebagai ST12.Mengapa memilih aliran musik Melayu?Kenapa banyak orang Indonesia tidak mau mengakui musik Melayu? Kenapa mereka malu menerima musik Melayu? ST12 bahkan ada yang bilang, tanda kutip "Malaysia" karena Melayu. Melayu juga milik Indonesia. Bukankah nama Indonesia itu berasal dari bahasa Melayu? Kenapa kita harus bangga dengan kebarat-baratan? Kenapa Amerika bangga dengan kenapa Indonesia tidak bangga dengan Melayunya? Orang yang kayak begitu tidak dewasa. Kalau ST12 tidak bagus, jangan kecam Melayunya, kecam musikalitasnya. Itu lebih membangun.Kalian mengonsep karya ST12 dengan Melayu atau karena melihat tren semata?Konsep ST12 sudah dipikirkan dengan matang. Terserah orang mau bilang kacangan, tapi ini adalah strategi kami. Makanya,alhamdulillah sampai sekarang band ini bisa dibilang band komersial, tapi tidak kacangan. Kami bahkan mencetuskan istilah "Metal" Melayu Total, meskipun kami tidak mau mengemas musik Melayu dengan konsep yang jadul(jaman dulu, Red) tetapi tetap memperhatikan tren musik sekarang. Kami ingin musik Melayu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.Mengapa membawakan kembali lagu "Isabella"?Kalian tidak takut dituduh tidak nasionalis?Lagu itu sangat fenomenal dan sudah menjadi legenda. Siapa yang pernah melewati zaman itu pasti tahu lagu Isabella. Karena itu, ke- inginan untuk membawakan lagi lagu itu sudah lama ada, dan ketika kami menawarkan, ternyata pihak label pun setuju dengan itu. Kami ingin memberi warna baru pada lagu itu tanpa mengurangi esensi dari lagu aslinya. Itu sebabnya kita mau menyanyikannya kembali dan mengaplikasikannya ke dalam konsep musik ST12. Tentang nasionalisme, itu tidak diukur dari ini saja? Kami bahkan berharap, lewat lagu ini dapat mempererat kembali hubungan kita dengan Malaysia.Tren musik Melayu sepertinya jadi "booming", hampir semua grup band membawakan musik yang sama. Pendapat kalian akan hal itu? Alhamdulillah, kami senang karena orang sudah coba open minded, tanpa harus bicara masalah genre, selama bisa dinikmati, silakan. Dengan demikian, orang menyadari musik sangat luas dan jauh berkembang. Orang yang mengotak-ngotakkan musik yang salah, musiknya tidak salah. Kalau bicara selera, tidak ada yang baik atau buruk. Hanya saja, sisi yang tidak menyenangkan, kenapa mesti mengekor? Kenapa tidak bikin aliran baru? Kalau mau mengembangkan musik, banyak kok. Kami pengen Indonesia maju. Jadi, lengkap musik pop ada, metal ada, dangdut ada, dan Melayu ada.Bagaimana pendapat kalian tentang pembajakan?Orang Indonesia kurang menghargai karya. Di luar negeri, semua perusahaan rekaman sudah jadi industri besar yang hukum dan pasalnya diatur oleh negara. Negara ikut memberantas pembajakan dan pemerintah bertindak tegas.Di Malaysia, pembajak dihukum badan. Di Indonesia,major lable sifatnya masih perusahaan bisnis. Jadi, segala aturan masih diatur kewenangan masing-masing.Kebayang enggak Trinity (label rekaman ST12 Trinity Optima) harus ngurusin pembajakan? Berapa triliun dia harus keluar untuk sewa polisi bawa pembajak ke pengadilan?Seharusnya, pemerintah ikut bantu. Semua ini kembali pada sistem yang harus dibenahi. Jangan salah,major label band ini devisanya besar sekali. Kami dikenakan berbagai pajak. Di label dipajak, manggung kena pajak, dan kami sendiri kena pajak pendapatan. Jadi, sudah seharusnya pemerintah memikirkan kesejahteraan musisi, urus pembajakan.Benarkah artis diuntungkan dengan pembajakan?Enggak lah. Biar bagaimana pembajakan itu tidak benar. Bayangkan, untuk album pertama kami harus membuat CD promo sendiri, dua CD sampai jebol. Dua hari tidak tidur. Kami lalu kirim ke radio-radio, dan tampil di seluruh kota di Pulau Jawa. Waktu itu, kami harus menghitung kilometer untuk menghemat waktu, agar tidak tekor karena ongkos menginap. Lalu, dengan mudahnya orang menggandakannya itu,enggak benar. Kaset bajakan kami beredar sangat deras. Bagaimana menyikapi kesuksesan yang telah diraih?Kami tidak menganggap ini kesuksesan. Ini adalah perjuangan yang terus kami syukuri. Sampai detik ini kami masih berjuang.
0 komentar:
Posting Komentar